Dalam Unix dan sistem operasi multitasking lainnya, Jurik atau Demit (Inggris: daemon)
Dalam bahasa Indonesia sendiri, daemon berarti Jurik atau Demit atau
kita bisa menyebutnya Hantu. Ya memang benar jika dilihat dari sifatnya,
daemon adalah sebuah proses yang bekerja di background serta tidak
memiliki interface pengontrol (proses yang tidak terlihat).
Dalam keluarga Windows, service memiliki konsep yang sama dengan daemon.
Service berjalan sebagai sebuah proses, umumnya tidak berinteraksi
dengan keyboard, monitor dan mouse, serta pada umumnya prosesnya dimulai
pada saat booting. Daemon biasanya bekerja untuk jangka waktu yang
sangat lama dan bertugas "mendengarkan" request dan menjalankan
responsnya.
Daemon process sendiri di Sistem Operasi Symbian dikenal dengan nama
process saja. Contohnya process alarmserver.exe yang bertugas sebagai
alarm server, btserver.exe pengendali Bluetooth, UsbWatcher.exe dan
usbsrv.exe untuk pengendali USB kabel, dan masih banyak lagi hantu-hantu
yang berkeliaran.
Dalam paket penginstalan Python S60 sudah tersedia
python_launcher.exe yang siap dijalankan sebagai Daemon dengan parameter
yang ditunjukan ke path python script.
contoh penerapan daemon:
Soal: membuat program yg berjalan di belakang layar, dimana jika kita membuat file format txt yg namanya tdk mengandung angka akan di pecah jadi 3 di folder tertentu
#include <stdlib.h>
#include <fcntl.h>
#include <errno.h>
#include <unistd.h>
#include <syslog.h>
#include <string.h>
#include <sys/types.h>
#include <sys/stat.h>
#include <stdio.h>
#include <dirent.h>
#include <sys/param.h>
#include <time.h>
//-------fungsi untuk memeriksa apakah filename mengandung angka atau tidak---------//
int cek(char inp[]){
//printf("msk fungsi cek.... arr= %s\n",inp);
int jml=strlen(inp);
int i;
int flag=0;
for(i=0;i<jml;i++){
//printf("karakter skrg: %c\n",inp[i]);
if(inp[i]=='0'||inp[i]=='1'||inp[i] == '2'|| inp[i]=='3'|| inp[i]=='4'|| inp[i]=='5'|| inp[i]=='6'|| inp[i]=='7'|| inp[i]=='8'|| inp[i]=='9')
{
//printf("file ini mengandung angka\n");
flag=1;
break;
}
}
if (flag==1) return 1;
else return 0;
}
//-----------------------------------------------------------------------------------//
FILE* file[3]; //--deklarasi var file yg nanti jadi 3--//
FILE* edit; //--deklarasi var file utama--//
FILE* loga; //--deklarasi var file log--//
//-------------------fungsi utama---------------------------------------------------//
int walker() {
DIR *d;
struct dirent *dir;
d = opendir( "." );
//loga=fopen("log","w+");
if( d == NULL ) {
return 1;
}
while( ( dir = readdir( d ) ) ) { //mulai membaca direktori
// printf("FILE/folder skrg: %s\n",dir->d_name);
if( strcmp( dir->d_name, "." ) == 0 ||
strcmp( dir->d_name, ".." ) == 0 ) {
continue;
}
if( dir->d_type == DT_DIR ) { //jika folder maka akan ditelusuri
// printf("pndh dir\n");
chdir( dir->d_name );
walker( );
chdir( ".." );
} else {
char arr[100];
char arr2[100];
strcpy(arr2,dir->d_name);
//puts("mau di cek");
//cek apa dia berformat txt atau tidak
int format=strlen(arr2);
//printf("format: %c%c%c%c\n",arr2[format-4],arr2[format-3],arr2[format-2],arr2[format-1]);
//printf("file yg diperiksa %s\n",arr2);
int tes;
tes= cek(arr2);
if(tes==1); //printf("mengandung angka: %s\n",arr2);
else {
//------memeriksa apakah format file txt atau bukan--------------//
if(arr2[format-4]=='.'&& arr2[format-3]=='t' && arr2[format-2]=='x' && arr2[format-1]=='t' ){
int cop;
for(cop=0;cop<format-4;cop++){ //jika benar maka nama file akan diambil utk dijadikan nama
// puts("masuk cop"); //pada 3 file yg baru
arr[cop]=arr2[cop];
}
// printf("file yg akan dipecah %s\n",arr);
//--------------------------------------------------------------//
char tampung[100];
char tmp[100];
edit=fopen(arr2,"r"); //file utama dibuka
//----------make log file----------------//
loga=fopen("/home/nuning/TES/log","a");
fprintf(loga,"%s ",arr2);
struct tm *sTm;
char buff[20];
time_t now = time (0);
sTm = localtime (&now);
strftime (buff, sizeof(buff), "%Y-%m-%d %H:%M:%S", sTm);
fprintf (loga,"%s\n", buff);
//-------------------------------------//
//-----------------------proses penamaan 3 file----------------------------//
snprintf(tampung, sizeof(char) * 100, "%s_1.txt", arr);
file[0] = fopen(tampung, "w+");
memset(tampung,0,sizeof(tampung));
snprintf(tampung, sizeof(char) * 100, "%s_2.txt", arr);
file[1] = fopen(tampung, "w+");
memset(tampung,0,sizeof(tampung));
snprintf(tampung, sizeof(char) * 100, "%s_3.txt", arr);
file[2] = fopen(tampung, "w+");
memset(tampung,0,sizeof(tampung));
//------------------------------------------------------------------------//
//----proses penyalinan--------//
int i=0;
while(fgets(tmp,100,edit) != NULL){
//printf("pemindahan\n");
fprintf(file[i % 3],"%s",tmp);
i++;
}
//----------------------------//
//puts("done");
//menutup kembali file
fclose(file[0]);
fclose(file[1]);
fclose(file[2]);
fclose(loga);
fclose(edit);
remove(arr2);
//-----------------------
}
}
}
}
closedir( d ); //menutup direktori
}
int main ()
{
//------------Daemon------------------//
pid_t pid, ppid, sid;
pid=fork();
if(pid == 0){
// printf("--%d\n", getpid());
}
if(pid > 0){
// printf("--%d\n", getpid());
exit(EXIT_SUCCESS);}
//------------------------------------//
while(1)
{
chdir ("/home/nuning/TES");
walker();
sleep(30);
umask(0);
}
}
IPC
IPC
(Inter-Process Communication) adalah komunikasi antar proses untuk mengirim
data dari satu proses ke proses yang lain, baik antar proses dalam satu
komputer maupun proses-proses dalam komputer yang berbeda. IPC dapat dilakukan
dengan berbagai cara yaitu Shared memory,
Pipe, Messages passing,
dan sebagainya. Berikut penjelasan mengenai cara-cara tersebut.
a. Shared memory
Sistem Berbagi Memori atau yang
disebut juga sebagai Shared Memory System merupakan salah satu cara komunikasi
antar proses dengan cara mengalokasikan suatu alamat memori untuk dipakai
berkomunikasi antar proses. Alamat dan besar alokasi memori yang digunakan
biasanya ditentukan oleh pembuat program. Pada metode ini, sistem akan mengatur
proses mana yang akan memakai memori pada waktu tertentu sehingga pekerjaan
dapat dilakukan secara efektif.
b. Pipe
Pipe merupakan komunikasi sequensial
antar proses yang saling terelasi, namun pipe memiliki kelemahan yaitu hanya
bisa digunakan untuk komunikasi antar proses yang saling berhubungan, dan
komunikasinya yang dilakukan adalah secara sequensial. Urutan informasi yang
ada dalam sebuah pipe ada yang mirip dengan antrian queue. Jika komunikasi yang
diinginkan adalah komunikasi dua arah maka kita harus membuat dua pipe, karena
sebuah pipe hanya bisa digunakan untuk komunikasi satu arah saja.
c. Messages passing
Sistem
berkirim pesan adalah proses komunikasi antar bagian sistem untuk membagi
variabel yang dibutuhkan. Proses ini menyediakan dua operasi yaitu mengirim
pesan dan menerima pesan. Ketika dua bagian sistem ingin berkomunikasi satu
sama lain, yang harus dilakukan pertama kali adalah membuat sebuah link
komunikasi antara keduanya. Setelah itu, kedua bagian itu dapat saling bertukar
pesan melalui link komunikasi tersebut. Sistem berkirim pesan sangat penting dalam sistem operasi.
Karena dapat diimplementasikan dalam banyak hal seperti pembagian memori, pembagian
bus, dan melaksanakan proses yang membutuhkan pengerjaan bersama antara
beberapa bagian sistem operasi. Terdapat
dua macam cara berkomunikasi, yaitu:
1.
Komunikasi langsung
Setiap
proses yang ingin berkomunikasi harus memiliki nama yang bersifat eksplisit
baik penerimaan atau pengirim dari
komunikasi tersebut. Dalam konteks ini, pengiriman dan penerimaan pesan secara
primitive dapat dijabarkan sebagai :
- Send (P, message) – mengirim sebuah pesan ke
proses P.
- Receive (Q, message) – menerima sebuah pesan
dari proses Q.
Sebuah
jaringan komunikasi
pada bahasan ini memiliki beberapa sifat, yaitu:
- Sebuah jaringan yang didirikan secara otomatis
diantara setiap pasang dari proses yang ingin dikomunikasikan. Proses tersebut
harus mengetahui identitas dari semua yang ingin dikomunikasikan.
- Sebuah jaringan adalah terdiri dari penggabungan
dua proses.
- Diantara setiap pesan dari proses terdapat tepat
sebuah jaringan.
Pembahasan ini memperlihatkan
sebuah cara simetris dalam pemberian alamat. Oleh karena itu, baik keduanya
yaitu pengirim dan penerima proses harus memberi nama bagi yang lain untuk
berkomunikasi, hanya pengirim yang memberikan nama bagi penerima sedangkan
penerima tidak menyediakan nama bagi pengirim. Dalam konteks ini, pengirim dan
penerima secara sederhana dapat dijabarkan sebagai
berikut:
- Send (P, message) – mengirim sebuah pesan kepada
proses P.
- Receive (id, message) – menerima sebuah pesan
dari semua proses. Variabel id diatur sebagai nama dari proses dengan
komunikasi.
2. Komunikasi tidak langsung
Dengan komunikasi tidak langsung, pesan akan dikirimkan pada
dan diterima dari/ melalui mailbox (kotak surat) atau terminal-terminal, sebuah
mailbox dapat dilihat secara abstrak sebagai sebuah objek didalam setiap pesan
yang dapat ditempatkan dari proses dan dari setiap pesan yang bias dipindahkan.
Setiap kotak surat memiliki sebuah identifikasi (identitas) yang unik, sebuah
proses dapat berkomunikasi dengan beberapa proses lain melalui sebuah nomor
dari mailbox yang berbeda.
Dua proses dapat saling berkomunikasi apabila kedua proses
tersebut sharing mailbox. Pengirim
dan penerima dapat dijabarkan sebagai :
- Send (A, message) – mengirim pesan ke mailbox A.
- Receive (A, message) – menerima pesan dari
mailbox A.
Dalam
masalah ini, link komunikasi mempunyai sifat sebagai berikut :
- Sebuah link dibangun diantara sepasang proses
dimana kedua proses tersebut membagi mailbox.
- Sebuah link mungkin dapat berasosiasi dengan
lebih dari dua proses.
- Diantara setiap pasang proses komunikasi,
mungkin terdapat link yang berbeda-beda, dimana setiap link berhubungan pada
satu mailbox.
Misalkan
terdapat proses P1, P2 dan P3 yang semuanya share mailbox. Proses P1 mengirim
pesan ke A, ketika P2 dan P3 masing-masing mengeksekusi sebuah kiriman dari A.
Proses mana yang akan menerima pesan yang dikirim P1? Jawabannya tergantung
dari jalur yang kita pilih :
- Mengizinkan sebuah link berasosiasi dengan
paling banyak 2 proses.
- Mengizinkan paling banyak satu proses pada suatu
waktu untuk mengeksekusi hasil kiriman (receive operation).
- Mengizinkan sistem untuk memilih secara mutlak
proses mana yang akan menerima pesan (apakah itu P2 atau P3 tetapi tidak
keduanya, tidak akan menerima pesan). Sistem mungkin mengidentifikasi penerima
kepada pengirim.
Mailbox mungkin dapat dimiliki oleh sebuah proses atau sistem
operasi. Jika mailbox dimiliki oleh proses, maka kita mendefinisikan antara
pemilik (yang hanya dapat menerima pesan melalui mailbox) dan pengguna dari
mailbox (yang hanya dapat mengirim pesan ke mailbox).
Selama setiap mailbox mempunyai kepemilikan yang unik, maka
tidak akan ada kebingungan tentang siapa yang harus menerima pesan dari
mailbox. Ketika proses yang memiliki mailbox tersebut diterminasi, mailbox akan
hilang. Semua proses yang mengirim pesan ke mailbox ini diberi pesan bahwa
mailbox tersebut tidak lagi ada. Dengan kata lain, mempunyai mailbox sendiri
yang independent, dan tidak melibatkan proses yang lain. Maka sistem operasi
harus memiliki mekanisme yang mengizinkan proses untuk melakukan hal-hal
dibawah ini:
- Membuat mailbox baru.
- Mengirim dan menerima pesan melalui mailbox.
- Menghapus mailbox.
Proses yang membuat mailbox pertama kali secara default akan
memiliki mailbox tersebut. Untuk pertama